Senin, 14 Maret 2016

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GASTROENTERITIS



A.  DEFINISI
Gastroenteritis adalah keadaan dimana frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah/lendir saja (Sudaryat Suraatmaja.2005).
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995 ).
Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).
Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan (Marlenan Mayers,1995 ).
Gastroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung, usus besar, dan usus halus disebabkan oleh infeksi makanan yang mengandung bakteri atau virus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dengan konsistensi encer dan kadang-kadang disertai dengan muntah-muntah. Dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

B.  ETIOLOGI
Factor presipitasi:
1.      Bakteri:Salmonella (Basil Gram negative), E.coli camplylobactes
2.      Virus norvalk dan virus coxselckie
3.      Parasit giardle lambia dan parasit crysptos poridium
4.      Factor malabsorbsi: karbohidrat, lemak, protein
Factor predisposisi:
1.      Factor makanan: basi, beracun,
2.      Factor psikologis:rasa takut dan cemas

C.  KLASIFIKASI
Gastroenteritis (diare) dapat di klasifikasi berdasarkan beberapa faktor :
1.      Berdasarkan lama waktu :
a.       Akut : berlangsung < 5 hari
b.      Persisten : berlangsung 15-30 hari
c.       Kronik : berlangsung > 30 hari
2.      Berdasarkan mekanisme patofisiologik
a.       Osmotik, peningkatan osmolaritas intraluminer
b.      Sekretorik, peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
3.      Berdasarkan derajatnya
a.       Diare tanpa dehidrasi
b.      Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
c.       Diare dengan dehidrasi berat
4.      Berdasarkan penyebab infeksi atau tidak
a.       Infektif
b.      Non infeksif
5.      Berdasarkan penyebab organik atau tidak
a.       Organik adalah bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik, hormonal, atau toksikologik.
b.      Fungsional merupakan bila tidak ditemukan penyebab organik.

D.  DERAJAT DEHIDRASI
1.      Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2.      Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3.      Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

E.   TANDA DAN GEJALA
1.   Kuman Salmonella
Suhu badan naik, konsistensi tinja cair/encer dan berbau tidak enak, kadang-kadang mengandung lendir dan darah, stadium prodomal berlangsung selama 2-4 hari dengan gejala sakit kepala, nyeri dan perut kembung.
2.   Kuman Escherichia Coli
Lemah, berat badan sukar naik, pada bayi mulas yang menetap.
3.   Kuman Vibrio
Konsistensi encer dan tanpa diketahui mules dalam waktu singkat terjadi, akan berubah menjadi cairan putih keruh tidak berbau busuk amis, yang bila diare akan berubah menjadi campuran-campuran putih, mual dan kejang pada otot kaki.
4.   Kuman Disentri
Sakit perut, muntah, sakit kepala, BAB berlendir dan berwarna kemerahan, suhu badan bervariasi, nadi cepat.
5.   Kuman Virus
Tidak suka makan, BAB berupa cair, jarang didapat darah, berlangsung selama 2-3 hari.
6.   Gastroenteritis Choleform
Gejala utamanya diare dan muntah, diare yang terjadi tanpa mulas dan tidak mual, bentuk feses seperti air cucian beras dan sering mengakibatkan dehidrasi.
7.   Gastroenteritis Desentrium
Gejala yang timbul adalah toksik diare, kotoran mengandung darah dan lendir yang disebut sindroma desentri, jarang mengakibatkan dehidrasi dan tanda yang sangat jelas timbul 4 hari sekali yaitu febris, perut kembung, anoreksia, mual dan muntah.

F.   PATOFISIOLOGI
Diare dapat terjadi karena beberapa karena beberapa antara lain virus yang masuk kedalam traktus digestivus bersama dengan makanan atau minuman kemudian berkembang biak didalam usus .Setelah itu virus masuk kedalam epitel usus halus.Sel epitel usus halus bagian apical akan diganti oleh sel bagian kripta yang belum matang,berbentuk kutub atau gepeng akibatna sel-sel epitel ini tidak dapat berfungsi untuk menyerap air dan makanan sebagai akiat lebih lanjut akan terjadi diare osmotic.Vili usus kmudian akan memendek sehingga kemampuan menyerap dan mencerna makanan akan berkurang pada saat ini biasanya diare akan muncul.
Adanya bakteri dimana akteri masuk dalam traktus digestivus kemudian akan berkembang biak dalam traktus digestivus tersebut mengeluarkan toksin yang akan merangsang epitel usus sehingga terjadi peningkatan aktivitas adenilsiklase atau enzim guonil siklase.Sebagai akibat peningkatan enzim –enzim ini akan menyebabkan peningkatan CAMP atau GMP yang mempunyai kemampuan merangsang klorida,natrium dan air dan dalam sel ke lumen usus kedalam sel.hal ini menyebabkan peningkatan tekanan osmotic di dalam lumen usus serta menghambat absorbsi  NaCL  dan air dari lumen usus ke dalam sel.Hal ini menyebabkan eningkatan tekanan osmotic di dalam lumen usus (hiperosmolar)kemudian akan terjadi hiperperisaltik usus untuk mengelurkan cairan yang berlebih dari lumen usus halus ke lumen usus besar(colon)dalam colon sendiri terjadi penurunan penyerapan colon maka akan terjadi diare.
Diare juga dapat terjadi kerena keterbatasan kemampuan penyerapan usus besar pada keadaan sakit,misalnya colitis atau terhadap penambahan ekskresi cairan pada penyakit usus besar,misalnya ;virus,ulkus,tumor.
Gangguan osmotic dapat terjadi karena makanan yang tidak diserap atau dicerna,misalnya;laktosa(dari susu)merupakan makan yang baik dalam bakteri dalam usus besar.Laktosa ini difermentasikan oleh bakteri anaerob menjadi molekul lebih kecil,missal:H,CO,HO,dan menyebabkan tekanan dalam lumen usus meningkat Keadaan dalam lumen usus yang hiperosmolar ini kemudian akan menyerap air di intra seluler diikuti dengan peningkatan peristaltic usus,hiperperistaltik,sehingga terjadi diare.
Peningkatan motilitas usus bila terjadi karena adanya peristaltic yang merangsang ,misalnya;makanan yang erlalu pedas,sam,terlalu banyak lemak,atau dapat juga kerena toxin dalam makanan yang akhirnya menyebabkan diare,dapat juga terjadi penurunan peristaltic usus yang mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan karena hal ini terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit dalam rongga usus,menyebabkan isi berlebih dan merangsang untuk keluar juga dapat menjadi diare.

G.  PATHWAY


H.  PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
a.       Pemeriksaan tinja
1)       Makroskopis dan mikroskopis
2)      pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
3)      Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
b.      Pemeriksaan darah
1)      pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
2)      Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
c.       Doudenal Intubation
 Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

I. KOMPLIKASI.
1.      Dehidrasi
2.      Renjatan hipovolemik
3.      Kejang
4.      Bakterimia
5.      Mal nutrisi
6.      Hipoglikemia
7.      Intoleransi sekunder  akibat kerusakan mukosa usus.

J. PENATALAKSANAAN
1.      Pemberian cairan untuk mengganti cairan yang hilang.
2.      Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
a.       Memberikan asi.
b.      Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral, dan makanan yang bersih.
3.      Monitor dan koreksi input dan output elektrolit.
4.      Obat-obatan : Berikan antibiotik.
5.      Koreksi asidosis metabolik.


PENGKAJIAN FOKUS

A.      IDENTITAS KLIEN
Nama
Tempet/tanggal lahir
Usia
Agama
Suku
Status perkawinan
Pendidikan
Bahasa yang digunakan
Alamat
Dx medik
B.      IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama
Alamat
Hubungan dengan klien
C.      RIWAYAT KEPERAWATAN MASA LALU
Penyakit yang pernah diderita
Kebiasaan buruk
Penyakit keturunan
Alergi
Operasi
D.      RIWAYAT KEPERAWATAN SEKARANG
Alasan masuk
Tindakan/terapi yang sudah diterima
Keluhan utama
E.      PENGKAJIAN PERPOLA KESEHATAN
1.      Persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menjaga kesehatan?
Bagaimana cara menjaga kesehatan?
Saat  sakit:
Apakah klien tahu tentang penyakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
Apa yang dilakukan jika rasa sakitnya timbul?
Apakah pasien tahu penyebab dari rasa sakitnya?
Tanda dan gejala apa yang sering muncul jika terjadi rasa sakit?
2.      Nutrisi metabolik
Sebelum sakit:
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
Apakah ada mengkonsumsi obat-obatn seperti vitamin?
Saat sakit:
Apakah klien merasa mual/muntah/sulit menelan?
Apakah klien mengalami anoreksia?
Makan/minu; frekuensi, jenis, waktu, volume, porsi?
3.      Eliminasi
Sebelum sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
Apakah mengejan saat BAB/BAK sehingga berpengaruh pada pernapasan?
Saat sakit:
Apakah BAB/BAK teratur; frekuensi, waktu, warna, konsistensi, keluhan nyeri?
4.      Aktivitas dan latihan
Sebelum sakit:
Apakah bisa melakukan aktivitas sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari?
Apakah mengalami kelelahan saat aktifvitas?
Apakah mengalami sesak nafas saat beraktivitas?
Saat sakit:
Apakah memerlukan bantuan saat beraktivitas (penkes, sebagian, tatal)?
Apakah ada keluhan saat beraktivitas (sesak, batuk)?
5.      Tidur dan istirahat
sebelum sakit:
Apakah tidur klien terganggu?
Berapa lama, kualitas tidur (siang siang dan/malam ?
Kebiasaan sebelum tidur?
Saat sakit:
Apakah tidur klien terganggu, penyebab?
Berapa lama, kualitas tidur (siang dan/malam) ?
Kebiasaan sebelum tidur?
6.      Kognitif dan persepsi sensori
Sebelum sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah menggunakan alat bantu (kacamata)?
Saat sakit:
Bagaimana menghindari rasa sakit?
Apakah mengalami nyeri (PQRST)?
Apakah mengalami penurunan fugsi pancaindera, apa saja?
Apakah merasa pusing?
7.      Persepsi dan konsep diri
Sebelum sakit:
Bagaimana klien menggambarkan dirinya?
Saat sakit:
Bagaimana pandangan pasien dengan dirinya terkait dengan penyakitnya?
8.      Peran dan hubungan dengan sesama
Sebelum sakit:
Bagaimana hubungan klien dengan sesama?
Saat sakit:
BagaimanA hubungan dengan orang lain (teman, keluarga, perawat, n dokter)?
Apakah peran/pekerjaan terganggu, siapa yang menggantikan?
9.      Reproduksi dan seksualitas
Sebelum sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
Saat sakit:
Apakah ada gangguan hubungan seksual klien?
10.  Mekanisme koping dan toleransi terhadap stres
Sebelum sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
Saat sakit:
Bagaimana menghadapi masalah?
Apakah klien stres dengan penyakitnya?
Bagaimana klien mengatasinya?
Siapa yang biasa membantu mengatasi/mencari solusi?
11.  Nilai dan kepercayaan
Sebelum sakit:
Bagaimana kebiasaan dalam menjalankan ajaran Agama?
Saat sakit:
Apakah ada tindakan medis yang bertentangan kepercayaan?
Apakah penyakit yang dialami mengganggu dalam menjalankan ajaran Agama yang dianut?
Bagaimana persepsi terkait dengan penyakit yang dialami dilihat dari sudut pandang nilai dan kepercayaan?
F.      PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum:
Tidak tampak sakit: mandiri, tidak terpasang alat medis
Tampak sakit ringan: bedrest, terpasang infus
Tampak sakit sedang: bedrest, lemah, terpasang infus, alat medis
Tampak sakit berat: menggunakan oksigen, coma
Kesadaran:
Kuantitatif:
Mata :
Spontan(4)
Atas permintaan(3)
Rangsang nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Verbal:
Orientasi baik(5)
Jawaban kacau(4)
Kata-kata sepatah(3)
Merintis/mengerang(2)
Tidak bersuara(1)
Motorik:
Menurut perintah(6)
Reaksi setempat(5)
Menghindar(4)
Fleksi abnormal(3)
Ekstensi nyeri(2)
Tidak bereaksi(1)
Kualitatif: compos mentis, apatis, somnolen, sopor, soporcoma, coma?
Tanda vital
T: hipertermi?
N: cepat, tidak teratur, frekuensi, irama, volume?
RR: cepat, irama, jenis, frekuensi?
TD:?
SPO:?
Status nutrisi: BBN, BBI
Pemeriksaan sistemik
Kepala:
Rambut:kering, mudah rontok, ubun-ubun cekung?
Mata:konjungtiva anemis, pupil membesar, mata cekung?
Dahi: finger print?
Mulut:kebersihan,mukosa bibir kering,lidah kotor?
Leher:
Ada pembesaran kelenjar limfe/tiroid?
Abdomen:
Inspeksi:bentuk datar, cekung,cembung?
Asuskultasi: peristaltik usus?
Palpasi:ada nyeri tekan, periksa turgor kulit perut?
Perkusi : hipertimpani pada diare?
Ektremitas:
Sianosis ekstremitas dingin?
Cafilary refill?
Integumen:
Turgor kulit, bibir pecah-pecah?
Anus:
Bersih?
Kemerahan?
Iritasi?
Dada :
Inspeksi?
Palpasi?
Perkusi ?
Auskultasi?
G.      PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.      Laboratorium darah: darah lengkap, PH darah?
2.      Pemeriksaan tinja?
3.      Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jasad renin atau parasit.?
4.      Terapi yang didapat: nama oabat, dosis, waktu, rute, indikasi?
5.      Balance cairan?
H.      DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
1)      Diare berhubungan dengan inflamasi, malabsorsi, proses infeksi, parasit
Intervensi:
1.      Monitor TTV;TD,N,RR,T
   R/mengetahui keadaan klien
2.      Auskultasi bising usus
   R/mengetahui frekuensi bising usus
3.      Hitung  BC
   R/mengetahui klebihan dan kekurang cairan
4.      Anjurkan untuk bedrest
   R/mempercepat pemulihan kondisi
5.      Kolaborasi/lanjutkan program labarotorium darah
   R/mengetahui kandungan darah
6.      Kolaborasi/lanjutkan program labarotorium tinja
   R/mengetahui kandungan tinja
7.      Kolaborasi/lanjutkan pemberian obat antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
   R/mempercepat penyembuhan
2)      Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif
Intrvensi:
1.Monitor TTV;TD,N,RR,T
         R/mengetahui keadaan klien
2.Anjurkan untuk banyak minum ± 2 L/hari
         R/memenuhi kebutuhan cairan
3.Hitung  BC
         R/mengetahui klebihan dan kekurang cairan
4.Anjurkan untuk bedrest
         R/mempercepat pemulihan kondisi
5.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi elektrolit; nama, dosis, waktu, cara
         R/mempercepat penyembuhan
6.Kolaborasi/lanjutkan program therapi trasfusi
         R/mempercepat pemulihan kesehatan klien
3)      Hipertermi berhubungan dengan penyakit
Intervensi:
1.Monitor TTV;TD,N,RR,T
         R/mengetahui keadaan klien
2.Anjurkan untuk banyak minu ± 2 L/hari
         R/memenuhi kebutuhan cairan
3.Anjurkan untuk bedrest
         R/mempercepat pemulihan kondisi
4.Beri kompres hangat
         R/vasodilatasi pembuluh darah
5.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antipiretik; nama,d osis, waktu, cara
         R/mempercepat penyembuhan
6.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi antibiotik; nama, dosis, waktu, cara
         R/mempercepat penyembuhan
4)      Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan melalui rute normal(diare),
Intrvensi:
1.Monitor TTV;TD,N,RR,T
         R/mengetahui keadaan klien
2.Anjurkan untuk banyak minum ± 2 L/hari
         R/memenuhi kebutuhan cairan
3.Hitung  BC
         R/mengetahui klebihan dan kekurang cairan
4.Anjurkan untuk bedrest
         R/mempercepat pemulihan kondisi
5.Kolaborasi/lanjutkan pemberian therapi elektrolit; nama, dosis, waktu, cara
         R/mempercepat penyembuhan
6.Kolaborasi/lanjutkan program therapi trasfusi
         R/mempercepat pemulihan kesehatan klien

DAFTAR PUSTAKA
Betz, Cecily Lynn. Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC, 2009.
Doengoes, E Marilyn. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta; EGC.
Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta; EGC.
Nursalam Dr. et. Al. 2005 Asuhann Keperawatan Bayi dan Anak. Edisi I Jakarta : Salemba Medika.
Smeltzer C Suzanne, Brenda G Bare, Keperawatan Medikal Bedah, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta; EGC.
Sudoyo, W. Aru, dkk., Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2 Edisi IV, Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI, Jakarta 2006.
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta; EGC
utcher, Howard. dkk. 2008. Nursing Intervention Classification (NIC): Fifth Edition. Miscourt: Mosby Elsevier.
Heardman, Heather. 2009. Nuring Diagnosis: Definition & Classification. United Kingdom: Markono Print Media.
Muttaqin, Arif. 2010. Pengkajian Keperawatan (Aplikasi Pada Praktek Klinis). Jakarta: Salemba Medika.
Swanson, Elizabeth. dkk. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC). Fourth Edition. Missouri: Mosby Elsevier.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC.
Williams & Wilkins. 2008. Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit. Jakarta Barat: Indeks.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar